BELAJAR DARI ALOTROP KARBON

Oleh: Ms. Wahidah Estiningrum, S.Pd.

~ Chemical Teacher in SMA Muhammadiyah Al Kautsar PK Kartasura~

____________________________________________________

Kimia merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat menarik. Dalam kehidupan sehari-hari kimia sangat dekat dengan kita. Kita bernafas menggunakan oksigen. Oksigenlah yang digunakan untuk membakar sari-sari makanan sampai diperoleh energi. Proses kimia menjadikan zat dapat berubah menjadi hal-hal yang yang menakjubkan, baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya.

Bicara mengenai transformasi, kita tentunya pernah melihat karbon dan intan. Karbon mudah dijumpai, harganya murah, sedikit rapuh. Sedangkan intan merupakan batuan yang langka, keras, indah dan mahal. Grafit dan intan sama-sama tersusun dari atom karbon C. Yang membuat mereka begitu berbeda secara fisik adalah struktur kristalnya. Inilah yang disebut dengan polimorf atau alotrop. Istilah alotrop digunakan untuk menyatakan senyawa-senyawa yang tersusun dari sejenis unsur yang sama namun memiliki struktur atau bentuk yang berbeda

 Gambar : Scienabc.com 1

Perbedaan struktur yang terjadi menyebabkan sifat yang dimiliki setiap alotrop berbeda walaupun tersusun dari unsur yang sejenis. Setiap atom karbon (C) dalam intan mengikat empat atom karbon (C) lainnya dengan ikatan kovalen membentuk struktur tetrahedral (struktur berupa empat bidang). Struktur ini membuat intan bersifat sangat kuat dan keras serta memiliki titik lebur hingga 3550 derajat Celcius. Sedangkan pada grafit, 1 atom C berikatan dengan 3 atom C lainnya membentuk lapisan heksagonal (struktur berbentuk datar yang terbentuk dari ikatan antar C berbentuk segienam). Antar lapisan ini diikat oleh suatu gaya yang disebut dengan gaya Van der Waals yang sangat lemah, sehingga grafit lebih rapuh dibandingkan dengan intan. Struktur yang demikian menyebabkan elektron mudah berpindah-pindah, sehingga grafit merupakan bahan yang bagus sebagai penghantar listrik. Perbedaan jenis ikatan yang ada pada kedua bahan tersebut menyebabkan perbedaan sifat bahan. Grafit lebih lunak dibandingkan dengan intan karena strukturnya berlapis-lapis, sedangkan intan lebih keras dan kuat karena struktur kristalnya rapat. Bahkan karena kerasnya, hanya intan yang dapat memotong intan.

Kenapa bisa bentuknya berbeda? Padahal sama-sama karbon. Hal tersebut dikarenakan proses terbentuknya juga berbeda. Grafit secara alami terbentuk dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati yang tertimbun di bawah tanah di kedalaman 7-8 km dari permukaan bumi (kerak bumi). Sedangkan intan merupakan grafit yang bertransformasi menjadi intan di bawah permukaan bumi, kedalaman 100-200 km (mantel bumi), pada batuan cair (magma) yang bersuhu 900 – 13000C dan bertekanan 45-60 kilobar (44411.5 – 59215.4 atm). Intan terbentuk dengan kondisi yang lebih ekstrim dalam suhu dan tekanan tinggi mengubah struktur kristal grafit ke intan yang lebih padat dan rapat.

Setiap ilmu pengetahuan yang kita pelajari, tidak ada sesuatu yang tak bermaksud dan tidak ada sesuatu yang tak berhikmah, Allah selalu menitipkan pesan. Baik manfaat secara rohaniyah maupun batiniyah. Secara batiniyah manfaat grafit diantaranya adalah sebagai bahan baku untuk baterai kering, bahan pencampur pelumas (lubricant), sikat dinamo, bahan pembuatan sepatu rem kendaraan, bahan konsuktor, juga sebagai bahan utama pensil. Sedangkan intan merupakan salah satu jenis perhiasan dengan nilai jual tinggi.

Secara rohaniah dari grafit dan intan kita belajar bahwa setiap pribadi mempunyai kelebihan masing-masing, namun untuk meningkatkan kualitas diri untuk menjadi pribadi yang berharga dan tangguh diperlukan proses yang tidak mudah seperti halnya perubahan  grafit menjadi intan. Bapak B.J Habibie berkata : “kemauan keras dan perkenan Tuhan-lah yang membuat kita mampu melewati masa kritis dalam hidup”.

Belajar kehidupan alotrof karbon tersebut, untuk menjadi manusia yang kuat dan berharga memang harus melalui proses yang tidak mudah. Istilah sederhananya, kesuksesan tidak dapat diraih melalui rebahan dan bermalas-malasan. Allah akan membukakan jalan bagi orang-orang yang berjuang dalam hal kebaikan, dalam Q.S Al Ankabut ayat 69 Allah berfirman :

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Siapa yang berjuang di jalan Kami, pasti akan Kami tunjukkan kepadan­nya jalanjalan Kami ( yang lurus). Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Q.S Al Ankabut : 69)

Jadi jika kita merasa proses hidup yang kita jalani sulit, kita berarti sedang menuju menjadi pribadi yang berkualitas dan berharga. Dibalik kesulitan Allah membukakan kemudahan. Bismillah hasbunallah wa ni’mal wakiil.

 

Sukoharjo, Mei 2020