Pernahkan anda mengikuti podcast kasisolusi yang dipandu oleh Dery Anshaa, pada postingan tanggal 29 januari dengan judul podcast “Waspada!!! Dokter Spesialis Jiwa Ini Bongkar Awal Mula Terjadinya Depresi & Cara Atasinya” bersama dr. Andri, Spkj, FAPM. Ada hal yang menarik pada podcast ini yakni pembahasan mengenai Amygdala. Ok, mari kita pahami apa sih Amygdala?
Ternyata rasa takut atau senang yang sering kita rasakan memiliki pusat pengaturan nya sendiri di otak, yakni amygdala. hampir setiap orang pernah merasa takut. Saat emosi muncul maka, beberapa bagian tubuh akan bereaksi seperti denyut nadi lebih cepat, berkeringat, tubuh menegang dan lain sebagainya. Hal ini tidak lain karena bagian otak yang disebut amigdala yang mengatur rasa takut atau rasa senang. Yuk, kenali lebih lanjut fungsi dari amigdala.
Amygdala adalah bagian dari organ yang berada di otak yang memiliki fungsi dalam mengatur emosi dan ingatan yang berhubungan dengan rasa takut dan senang. oragan ini merupakan bagaian dari sistem libik yang memiliki peran dalam membentuk tingkah laku, emosi, dana memori (Sumber :klikdokter https://www.klikdokter.com/info-sehat/saraf/fungsi-amigdala). Amygdala memiliki ukuran sebesar kacang almond dan terletak di bagian lobus temporalis otak besar yang berada di tengah otak.
Amygdala berada pada bagian dua sisi otak, yaitu otak kanan dan otak kiri. Dimana pada bagian otak kanan terlibat dengan emosi negatif, sedangkan otak sebelah kiri berhubungan dengan emosi negatif dan positif. secara umum amygdala memiliki fungsi membentuk memori, keterampilan sosial, dan keterampilan ancaman. Jadi organ ini merupakan “alarm” tanda bahaya pada manusia.
Jadi bagaimana jika amygdala kita bekerja terlalu sensitif atau hiperaktif?. Ternyata Seseorang yang memiliki amygdala yang sensitif (hiperaktif) akan cenderung mengingat hal-hal buruk yang pernah terjadi dalam hidupnya dibandingkan hal-hal baik. Sehingga menjadikan individu menjadi lebih waspada dan berusaha menghindari. Sensasi yang dirasakan seseorang memiliki amygdala sensitif akan mengalami rasa cemas, takut bahkan marah.
Organ ini memiliki zat yang berperan dalam mengatur kondisi emosi seseorang agar tetap tapi yakni serotonin. Jika individu mengalami stres secara terus menerus, maka lambat laun produksi serotonin akan berkurang yang mengakibatkan individu lebih rentan terhadap stres. Tentunya kita tidak asing lagi dengan kata stres dan depresi, kedua hal tersebut merupakan dampak dari amygdala yang memiliki sifat sensitif. stres merupakan perasaan suatu bentuk tekanan fisik dan psikologis yang muncul saat menghadapi kondisi yang terasa berbahaya, sedangkan depresi adalah gangguan kesehatan mental yang mempengaruhi perasaan, cara berpikir dan cara bertindak seseorang. (Sumber: rscarolus https://rscarolus.or.id/artikel/gangguan-psikosomatik-bagian-2/).
Perlu kita ketahui bahwa depresi tidak dapat disembuhkan, hal ini disampaikan oleh dr Andri dalam podcast “menghilangkan trauma masa lalu atau depresi tidak mungkin dilakukan, itu sudah tersimpan di otak yakni amygdala. dimana amygdala memiliki fungsi merespon terhadap stress, jadi jika banyak menghadapi stress setiap hari maka otak akan terus aktif karena sistem organ ini fight and flight response”.
Nah, sekarang kita sudah mengetahui betapa seriusnya apabila seorang amygdala yang sensitif. selain itu, amygdala yang mengalami kerusakan akan mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan membentuk memori terkhusus memori yang berkaitan dengan emosi, memiliki respon rasa takut yang berlebihan atau hypervigilance, memiliki emosi yang berlebih, dan memiliki gangguan kecemasan, depresi, PTSD, OCD, dan fobia.
Wah, ternyata si kecil amygdala yang berukuran kecil memiliki peranan yang besar terhadap mengatur emosi pada manusia. Jadi tetap jaga si kecil amygdala agar kita tetap memiliki jiwa yang sehat.
Komentar Terbaru