Oleh: Elfrida Nur Ma’rifah, S.Pd
Futur, kata yang sudah tidak asing lagi bagi kita bukan. Futur sendiri yakni menjauhi agama setelah walanya beragama (berkurang dari sisi keimanan). Futur sendiri memiliki dua arti yakni terhenti setelah melakukan secara terus-menerus dan berdiam setelah bergerak, malas (jemu), menunda-nunda atau lamban setelah bersemangat dan bersungguh-sungguh. Salah satunya yakni futur dalam proses menghafal Al-Qur’an. Banyak sekali alasan para penghafal Al-Qur’an diluar sana ketika waktunya untuk masuk halaqoh banyak yang beralasan, “belum bisa nambah hafalan lagi karena lagi futur, banyak tugas sekolah atau tugas kuliah dan agenda lainnya jadi bingung untuk membagi waktu ziyadah dan muroja’ah”. Sudah tidak asing lagi bukan alasan-alasan seperti ini bagi yang sedang berkecimpung di dunia menghafalkan Al-Qur’an? Alasan-alasan tersebut dipakai untuk mendapatkan keringanan dari guru atau pengampu halaqoh. Guru saya pernah berkata seperti ini “jika kalian memprioritaskan Al-Qur’an maka kegiatan-kegiatan kalian yang lain akan dimudahkan”. Jadi prioritaskan Al-Qur’an diatas segalanya, luangkanlah waktu untuk Al-Qur’an jangan menunggu waktu luang untuk membaca atau menghafal Al-Qur’an. Kenapa orang bisa futur apa saja faktor penyebab seseorang mengalami futur:
- Niat yang salah
Niat merupakan hal yang paling penting setiap akan melakukan kegiatan. Niat merupakan kuci, tanpa ada niat kita tidak akan bisa membuka pintu apa pun. Niat yang salah akan berpengaruh pada langkah kita dalam beramal, niat menghafal Al-Qur’an biar dapat pasangan hafidz, menghafal Al-Qur’an biar disegani di masyarakat dan lain sebagainya. Niatkan menghafal Al-Qur’an karena Allah SWT, niat ini harus diupgrade setiap saat.
- Semangat belajar yang kurang
Menjadi pejuang Al-Qur’an harus mempunyai tekad, semangat yang besar. Cita-cita menjadi penghafal Al-Qur’an bukan hanya sebatas keinginan belaka, tanggung jawab menjadi penghafal Qur’an itu sangat besar. Jadi harus mmepunyai tekat, semangat belajar yang tinggi, jika semangat belajar menghafal kita kurang maka akan mempengaruhi langkah kita dalam proses menghafal yang berujung futur berkepanjangan. “Selesaikan apa yang kamu mulai”, itu prinsip yang saya tanamkan di dalam diri ketika saya sedang futur- futur nya, proses yang dilalui selama ini sangat panjang, penuh lika-liku, dan air mata jadi sangat disayangkan jika perjuangan ini terputus ditengah jalan.
- Tidak Konsisten
Menghafal Al-Qur’an mmebutuhkan proses yang panjang dan terus menerus atau konsisten, jadi tidak bisa kita menghafal Al-Qur’an seenaknya saja, misal minggu ini ziyadah hafalan baru kemudian minggu berikutnya tidak ziyadah dan muroja’ah karena malas. Hal ini akan berpengaruh kedepannya. Kunci meghafal itu adalah konsisten, ziyadah sedikit tidak aapa-apa asalkan itu konsisten dilakukan setiap hari. Solusinya yakni bikin list target, target seminggu ini mau berapa ayat yang mau dihafalkan, mau muroja’ah surat apa saja, jadi semua harus ada targetnya.
- Lingkungan
Lingkungan ini juga hal yang paling penting, dan sangat mempengaruhi proses menghafal. Carilah tempat yang nyaman, kondusif, tidak bising, banyak teman sholih. Teman ini juga berpengaruh besar dalam proses menghafal, kalau bisa cari teman yang sedang berjuang menghafal AlQur’an juga, jika nanti kita mengalami futur teman berjuang kita akan memotivasi kita agar kembali bersemangat dalam menghafal.
- Maksiat
Hal yang harus dihindari ketika kita sedang proses menghafal AlQur’an. Kita tidak bisa berinteraksi dengan Al-Qur’an setiap hari tetapi kita juga bermaksiat setiap hari juga. Hindarilah maksiat baik dari maksiat yang kecil seperti ghibbah, bohong dan lain sebagainya, itu akan mempengaruhi proses menghafal kita.
Jadi setelah kita mengetahui faktor yang membuat kita futur kita bisa mengambil langkah tepat yang harus diambil agar futur itu tidak berkepanjangan salah satunya yakni banyak berdoa kepada Allah, jangan tinggalkan tilawah, berkumpul dengan komunitas pejuang Al-Qur’an agar bisa memotivasi ketika kamu sedang mengalami futur yang berkepanjangan.
Komentar Terbaru