TAMENG AMPUH CORONA

Oleh: Arini Haq, S.Pd.I

~ Teacher of Islamic Religious Education in SMA Muhammadiyah Al Kautsar PK Kartasura~

____________________________________________________

 

Waktu ini di seluruh dunia sedang disibukkan dengan salah satu makhluk Allah yang sangat mungil. Satu makhluk yang super kecil tapi mempunyai kekuatan yang luar biasa. Satu makhluk yang mampu menjatuhkan makhluk Allah yang paling sempurna dengan mudahnya. Benar, makhluk itu adalah virus corona. Menurut dua peneliti asal AS yaitu Anthony R. Fehr dan Stanlety Perlman, makhluk ini memiliki ukuran 0,124 mikrometer. Jika dikonversikan ke centimeter maka 1 cm = 10.000 mikrometer. Jika dibandingan dengan rata-rata masyarakat Indonesia yang memiliki tinggi 168 cm, maka diperoleh perbandingan 1 : 13.548.387. Sungguh keadaan ini menunjukkan bahwa kesempurnaan manusia dapat dengan mudahnya dirobohkan oleh Allah SWT.

Akan tetapi, makhluk yang luar biasa ini ternyata mampu di tangani oleh sistem kekebalan tubuh manusia. Dalam faktanya tubuh manusia terdapat macam-macam kelenjar dan sel yang bekerja secara simultan untuk menjadi perisai tubuh. Dan fakta menariknya sel-sel dalam tubuh manusia mampu memperbaharui dirinya sendiri jika kondisi manusia dalam keadaan baik. Hal ini menunjukkan bahwasanya Allah sebenarnya sudah mendesain tubuh manusia dengan sedemikian rupa menjadi tubuh yang secara otomatis mengatasi setiap masalah yang terdapat dalam tubuh. Akan tetapi ketamakan manusia lah yang kadang menyebabkan sistem ini rusak, pola makan dan pola hidup yang asal asalan dan cenderung berlebihan menjadi faktor ketidak maksimalan bekerjanya sistem ini.

Buku Panduan pemakaian tubuh

Ibarat alat elektronik, tubuh manusia juga mempunyai buku panduan untuk penggunaannya. Buku panduan ini berupa Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Dalam dua media ini Allah menjelaskan dengan detail bagaiman cara menggunakan tubuh dengan semestinya. Sehingga fungsi tubuh dapat beroperasi dengan optimal. Seperti contohnya perintah Allah untuk tidak berlebih-lebihan, hal ini terdapat dalam QS. Al-A’raf ayat 31:

۞يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٖ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ ٣١

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan

Dalam ayat tersebut telah dijelaskan bahwa manusia diperintahkan untuk tidak berlebih lebihan dalam berbagai hal. Hal ini dikarenakan sikap berlebihan ternyata mempunyai dampak buruk terhadap sistem tubuh manusia. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa berlebihan dalam makan dapat menyebabkan kualitas sel menjadi buruk. Makanya dalam kesehatan sangat dianjurkan memakan makanan yang sehat dan seimbang.

Selain perintah untuk tidak berlebihan, Allah juga memberikan pedoman untuk menjaga tubuh dengan puasa. Dalam penelitiannya, ternyata puasa mempunyai manfaat yang luar biasa dalam meningkatkan regenerasi sel dalam tubuh manusia. Para penliti menyebutkan bahwa puasa dapat mendorong sel induk dalam tubuh untuk menciptakan sel darah putih baru. Penciptaan sel darah putih baru inilah yang mendasari regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh. Saat dalam kondisi puasa pula sel-sel yang rusak dan tua, atau tidak efisien dalam menjalankan tugasnya akan disingkirkan dari tubuh dan diganti dengan sel yang baru. Saat puasa pula tubuh akan beroperasi dan bergerak menggunakan cadangan gula yang berada dalam lemak sehingga manusia akan lebih sehat karena lemak merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan masalah dalam tubuh apabila berlebihan.

Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwasanya segala penyakit baik berupa bakteri dan virus dapat dihadapi dan di netralkan oleh sistem kekebalan tubuh manusia, tak terkecuali virus corona. Hidup sehat dan seimbang serta puasa merupakan dua cara dari banyak cara dalam memaksimalkan kerja tubuh yang telah disampaikan oleh Allah. Akan tetapi semuanya kembali lagi kepada pribadi manusia apakah mereka mau memaksimalkan penggunaan tubuhnya atau tidak.

Sukoharjo, 23 April 2020