Disusun oleh : Ananda, Nasywa Lubab Al Amin
(Siswa/i Kelas X IPS SMA Muhammadiyah Al Kautsar PK Kartasura – 2019/2020)
Geomorfologi adalah suatu ilmu yang mempelajari bentuk muka bumi yang menitik beratkan pada studi mengenai Landfrom dan Landscape. Studi geomorfologi ini memberikan atau menyumbangkan banyak informasi lahan yang sangat berguna bagi bidang-bidang ilmu lain seperti perencanaan, hidrologi, dan bidang-bidang ilmu lain yang memerlukan informasi-informasi lahan. Bentuk lahan merupakan hasil proses geomorfologi yang bekerja pada berbagai macam batuan selama periode waktu tertentu akibat dari faktor iklim dan topografi dalam wilayah fisiografik tertentu. Bentuk lahan terjadi karena adanya proses geomorfologi yang bekerja pada daerah tersebut. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor struktur, proses, dan stadia.
Di dalam studi geomorfologi, tanah atau lahan merupakan unsur bentuk lahan yang penting. Penggunaan lahan yang intensif tanpa memperhatikan kemampuan lahan dapat menimbulkan kerusakan lahan seperti erosi, banjir, dan degradasi tanah. Satuan lahan merupakan pembagian yang lebih rinci dari satuan bentuk lahan yang didalamnya terdapat unsur relief/morfologi, struktur/lithologi, dan proses geomorfologi. Tiga karakteristik tersebut merupakan dasar klasifikasi satuan bentuk lahan di daerah penelitian. Satuan lahan sebagai satuan pemetaan klasifikasi ditentukan dari hasil pembagian lebih lanjut satuan bentuk lahan atas dasar kesamaan klas kemiringan lereng, tanah, dan bentuk penggunaan lahannya sehingga dalam satuan lahan akan mencerminkan adanya kesamaan pengaruh proses pembentukan tanah, sifat, dan watak tanahnya.
Sitanala Arsyad (1989) mengemukakan bahwa kemampuan lahan adalah penilaian secara sistematik terhadap tanah dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan sifat-sifat yang merupakan penghambat bagi penggunaanya. Untuk menentukan kemampuan lahan, karakteristiknya, yakni dengan menggunakan tiga kategori yaitu klas, subklas,dan satuan pengelolaan. Adapun faktor-faktor kemampuan lahan meliputi : tekstur, kedalam tanah efektif, lereng permukaan, keadaan erosi, kerikil, batuan, banjir, permeabilitas, drainase, salinitas.
Soepraptohardjo (1962) mengemukakan suatu metode untuk menilai tingkat kemampuan lahan. Penetapan kemampuan lahan memerlukan peninjauan beberapa sifat tanah dan faktor keliling. Metode yang digunakan untuk menilai kemampuan lahan yaitu dengan memberi harkat pada setiap variabel kemampuan lahan. Faktor yang menguntungkan diberi harkat positif, dan faktor yang merugikan diberi harkat negarif. Kemudian diadakan penjumlahan harkat untuk menentukan klas kemampuan lahan.
Tatik Yuliarti (1985) mengemukakan bahwa pembukaan suatu wilayah yang baru sebaiknya didahului dengan survei dan evaluasi tentang kesesuaian dan kemampuan lahan sehingga di wilayah itu dapat digolongkan menurut penggunaanya yang tepat. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah menentukan klas kemampuan lahan di daerah penelitian serta mengetahui penyebaran klas-klas kemampuan lahan di daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan cara skoring yaitu memberi nilai pada tiap-tiap faktor yang kemudian dijumlahkan. Ternyata dari hasil evaluasi kemampuan lahan dapat diperoleh hasil yaitu mengenai kemampuan lahan yang sesuai maka harus diadakan perencenaan penggunaan lahan yang baik.
Studi kemampuan lahan ini menentukan klas-klas kemampuan lahan, penyebarannya di daerah penelitian dan mengadakan evaluasi klas kemampuan lahan dalam kaitannya dengan penggunaan lahan. Untuk menentukan klas kemampuan lahan diperlukan data faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan lahan yang meliputi faktor-faktor yang menguntungkandan faktor yang merugikan. Faktor-faktor yang menguntungkan terhadap klas kemampuan lahan meliputi kedalaman tanah efektif, pH tanah, kesuburan tanah, permeabilitas, drainase, tekstur tanah. Faktor-faktor yang merugikan terhadap klas kemampuan lahan adalah kemiringan lereng, erosi, batu besar, batu kecil, muka air tanah. Untuk menentukan klas kemampuan lahan terlebih dahulu dibuat peta bentuk lahan dan peta satuan lahan. Peta bentuk lahan di dapat dari overlay hasil interpretasi peta topografi dan peta geologi. Sedangkan untuk peta satuan lahan diperoleh dari overlay peta bentuk lahan dengan peta lereng dan peta jenis tanah serta peta penggunaan lahan.
Kartasura, 20 November 2019
Komentar Terbaru